Rabu, 18 November 2009

LALUI ASPAL TAWA BERKIBAR

Samar terbata kami membaca
Jemu meramu alunan garis putihmu
Mata makin layu menapaki tiap mil jalurmu
Sayu, bagai sayur yang langu
Merdu, karena tak ada lagi mampu

Namun kami tak peduli,
dengan berjuta ton aspal yang dijalurkan
dengan beribu rintangan yang dihambatkan
dengan beratus bayangan yang diikutkan

Tawa kami tetap menampar dari tiap kata
Senyum masih berayun dimasing lesung
Karena canda kami memang tiada dua
Berkesetiaan tak kenal durhaka

Tidak ada komentar: